Friday, 18 July 2008

Lobak, Telur atau Kopi

Terima kasih atas email ini.. sedikit sebanyak menguatkan semangatku lagi..

Yang Mana Satu Anda?LOBAK....TELUR....ataupun KOPI....

Seorang anak mengeluh pada ayahnya mengenai kehidupannya dan menanyakan mengapa hidup ini terasa begitu sukar dan menyakitkan baginya. Ia tidak tahu bagaimana menghadapinya dan hampir menyerah kalah dalam kehidupan. Ia sudah letih untuk berjuang. Sepertinya setiap kali satu masalah selesai, timbul masalah baru.

Ayahnya, seorang tukang masak, membawanya ke dapur. Ia mengisi 3 periuk dengan air dan menaruhnya di atas api. Setelah air di ketiga-tiga periuk2 tersebut mendidih. Ia menaruh lobak merah di dalam periuk pertama, telur di periuk kedua dan ia menaruh serbuk kopi di periuk terakhir. Ia membiarkannya mendidih tanpa berkata-kata. Si anak tertanya-tanya dan menunggu dengan tidak sabar, memikirkan apa yang sedang dikerjakan oleh ayahnya.

Setelah 20 minit, si ayah mematikan api. Ia menyisihkan lobak dan menaruhnya dimangkuk, mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk yang lain, dan menuangkan kopi di mangkuk lainnya. Lalu ia bertanya kepada anaknya, "Apa yang kau lihat, nak?" "Lobak, telur, dan kopi" jawab si anak.

Ayahnya mengajaknya mendekati mangkuk dan memintanya merasakan lobak itu. Ia melakukannya dan merasakan bahawa lobak itu terasa enak. Ayahnya lalu memintanya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapati sebiji telur rebus yang mengeras. Terakhir, ayahnya memintanya untuk mencicipi kopi. Ia tersenyum ketika mencicipi kopi dengan aromanya yang khas.

Setelah itu, si anak bertanya, "Apa erti semua ini, Ayah?"

Ayahnya menerangkan bahawa ketiganya telah menghadapi kesulitan yang sama, perebusan, tetapi masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda. Lobak sebelum direbus kuat, keras dan sukar dipatahkan. Tetapi setelah direbus,lobak menjadi lembut dan lunak. Telur sebelumnya mudah pecah. Cangkerang tipisnya melindungi isinya yang berupa cairan. Tetapi setelah direbus, isinya menjadi keras. Serbuk kopi mengalami perubahan yang unik. Setelah berada di dalam rebusan air, serbuk kopi merubah air tersebut.

"Kamu termasuk yang mana?," tanya ayahnya. "Air panas yang mendidih itu umpama kesukaran dan dugaan yang bakal kamu lalui...Ketika kesukaran dan kesulitan mendatangimu, bagaimana kau menghadapinya?

Apakah kamu lobak, telur atau kopi?"

Bagaimana dengan anda? Apakah anda adalah lobak yang kelihatannya keras, tapi dengan adanya penderitaan dan kesulitan, kamu menyerah, menjadi lembut dan kehilangan kekuatanmu.

Atau... Apakah kamu adalah telur, yang awalnya memiliki hati lembut, dengan jiwa yang dinamis? Namun setelah adanya kematian, patah hati, perceraian atau kegagalan menjadi keras dan kaku. Dari luar kelihatan sama, tetapi apakah kamu menjadi pahit dan keras dengan jiwa dan hati yang kaku?

Ataukah kamu adalah serbuk kopi? Serbuk kopi merubah air panas, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasanya yang maksimal pada suhu 100 darjah Celcius. Ketika air mencapai suhu terpanas, kopi terasa semakin nikmat. Jika kamu seperti serbuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk, kamu akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan di sekitarmu juga menjadi semakin baik.

7 comments:

julietchun said...

Ms kat hostel dl sll mkn tlr ngan kicap utk breakfast ya.Aku nk jd yg terbaik utk suma org jd aku plh kopi.

zura aini said...

dalam apa juga keadaan, kita perlu menjadi diri kita,berubah mengikut situasi semasa,perlu mengambil masa. Yang penting berubah kepada sesuatu yang lebih baik dan bukan sebaliknya.

iina said...

julietchun>kenangan zaman sekolah dulu kan.. ikan jaket (cencaru) paling glamer masa tu..punyalah keras kulit dia masa nak mkn tu.. hehehe..

Zany> perubahan seharusnya menjadikan diri kita lebih baik.. bukan lagi memburukkan keadaan dan menambahkan kekacauan

Kak Long said...

moga saya dpt jadi kopi jugak

iina said...

kak long minum kopi pun sedap juga.. air kopi sebenarnya lebih sedap bila dimasak di dalam periuk bersama serbuk kopinya berbanding dengan hanya menuangkan air panas yang telah mendidih ke dalam teko yang berisi kopi.

mashi said...

air kopi tu pahit kalau tak campur ngan gula. Kopi pahit, tak leh minum le pulak. Pastu, orang buang aje.

Aku ni sebenarnya pilih karot. Baik sblm masak atau slps masak, aku tetap sedap dimakan. Warna aku tetap tak luntur. Dicampak kat mana2, aku mungkin boleh hidup. Aku pun kaya dengan segala jenis zat/vitamin.

iina said...

Mashi> buat sup memanglah sedap juga karot nie hehehe..

Related Posts Widget for Blogs by LinkWithin